MAKEUP RIAS PANGGILAN

INFO SEPUTAR TATA PERNIKAHAN ADAT BATAK

Suasana pesta adat batak pada pernikahan Erika Situmeang
di Gedung Ruma Gorga Mangampu Tua 3 Bekasi Timur
Berikut sedikit ulasan mengenai tata cara pra sampai pasca Pernikahan Adat Batak Na Gok :
1. MANGARISIKA
Merupakan kunjungan utusan pria yang tidak resmi ke tempat wanita dalam rangka penjajakan. Jika pintu terbuka untuk mengadakan peminangan, maka pihak orang tua pria memberikan tanda mau (tanda holong) dan pihak wanita memberi tanda mata. Jenis barang-barang pemberian itu dapat berupa kain, cincin emas, dan lain-lain.
2. MARHORI-HORI DINDING
Merupakan tahap perkenalan keluarga inti dimana keluarga pihak laki-laki (paranak) mengunjungi keluarga pihak perempuan (parboru) dengan maksud memperkenalkan diri dan menetapkan tanggal dan hari untuk lamaran. Pembicaraan antara kedua belah pihak tersebut masih terbatas dalam hubungan kerabat terdekat saja dan belum diketahui oleh umum.
3. MARHUSIP DAN PATUA HATA
Marhusip = perunding diam-diam
Patua Hata = melamar secara resmi
Adapun pembahasan pada tahap ini antara lain :
a)        Marhata sinamot (merundingkan mas kawin/mahar),
b)        Jumlah ulos yang akan diberikan pihak parboru kepada pihak paranak (Ulos Herbang),
c)        Tempat dan tanggal martumpol dan pernikahan, dan
d)        Banyaknya jumlah undangan dari kedua belah pihak.
4. MARHATA SINAMOT
Pihak kerabat pria (dalam jumlah yang terbatas) datang kepada kerabat wanita untuk melakukan marhata sinamot, membicarakan masalah uang jujur (tuhor).
5. PUDUN SAUT
Pihak kerabat pria, tanpa hula-hula, mengantarkan wadah sumpit berisi nasi dan lauk pauknya (ternak yang sudah disembelih) yang diterima oleh pihak parboru dan setelah makan bersama dilanjutkan dengan pembagian Jambar Juhut (daging) kepada anggota kerabat, yang terdiri dari :
- Kerabat marga ibu (Hula-hula)
- Kerabat marga ayah (Dongan Tubu)
- Anggota marga menantu (Boru)
- Pengetuai (orang-orang tua)/Pariban
Diakhir kegiatan Pudun Saut, pihak keluarga wanita dan pria bersepakat menentukan waktu Martumpol dan Pamasu-masuon.
6. MARTUMPOL (baca : martuppol)
Merupakan penanda-tanganan perjanjian/persetujuan pernikahan oleh orang tua kedua belah pihak dan saksi-saksi atas rencana perkawinan anak-anak mereka dihadapan pejabat institusi agama. Bila dilakukan di Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), maka tindak lanjut Partumpolon adalah pejabat gereja mewartakan rencana pernikahan dari kedua mempelai melalui warta jemaat, yang di HKBP disebut dengan Tingting (baca : tikting). Tingting ini harus dilakukan dua kali hari minggu berturut-turut. Apabila setelah dua kali tingting tidak ada gugatan dari pihak lain baru dapat dilanjutkan dengan Pemberkatan Nikah (Pamasu-masuon).
7. MARTONGGO RAJA ATAU MARIA RAJA
Merupakan suatu kegiatan pra pesta/acara yang bersifat seremonial yang mutlak diselenggarakan oleh penyelenggara pesta/acara yang bertujuan untuk :
a)        Mempersiapkan kepentingan pesta/acara yang bersifat teknis dan non teknis,
b)        Pemberitahuan pada masyarakat bahwa pada waktu yang telah ditentukan ada pesta/acara pernikahan dan berkenaan dengan itu agar pihak lain tidak mengadakan pesta/acara dalam waktu yang bersamaan, dan
c)        Memohon izin pada masyarakat sekitar terutama Dongan Sahuta atau penggunaan fasilitas umum pada pesta yang telah direncanakan.
8. MANJALO PASU-PASU PARBAGASON
Merupakan pengesahan pernikahan kedua mempelai menurut tatacara gereja (pemberkatan pernikahan oleh pejabat gereja). Setelah pemberkatan pernikahan selesai, maka kedua mempelai sudah sah sebagai suami-istri menurut gereja. Setelah selesai seluruh acara pamasu-masuon, kedua belah pihak yang turut serta dalam acara pamasu-masuon maupun yang tidak pergi, menuju tempat kediaman orang tua/kerabat orang tua wanita untuk mengadakan pesta unjuk. Pesta unjuk oleh kerabat pria disebut Pesta Mangalap Parumaen (baca : parmaen)
9. MARUNJUK (PESTA ADAT)
Merupakan acara perayaan yang bersifat sukacita atas pernikahan putra dan putri. Ciri pesta sukacita ialah berbagi jambar :
a)        Jambar yang dibagi-bagikan untuk kerabat parboru adalah Jambar Juhut (daging) dan Jambar Uang (tuhor ni boru) yang dibagi menurut peraturan.
b)        Jambar yang dibagi-bagikan bagi kerabat paranak adalah Dengke (baca : dekke) dan Ulos yang dibagi menurut peraturan.
c)        Pesta Unjuk ini diakhiri dengan membawa pulang pengantin ke rumah paranak.
10. MANGIHUT DI AMPANG (DIALAP JUAL)
Pada tahap ini mempelai wanita dibawa ke tempat mempelai pria yang dielu-elukan kerabat pria dengan mengiringi jual berisi makanan bertutup ulos yang disediakan oleh pihak kerabat pria.
11. DITARUHON JUAL
Jika pesta untuk pernikahan itu dilakukan di rumah mempelai pria, maka mempelai wanita dibolehkan pulang ke tempat orang tuanya untuk kemudian diantar lagi oleh para namborunya ke tempat namborunya. Dalam hal ini paranak wajib memberikan Upa Manaru (upah mengantar), sedang dalam tahap Dialap Jual Upa Manaru tidak dikenal.
12. DAULAT NI SI PANGANON
Setibanya pengantin wanita beserta rombongan di rumah pengantin pria, maka diadakanlah acara makan bersama dengan seluruh undangan yang masih berkenan ikut ke rumah pengantin pria. Makanan yang dimakan adalah makanan yang dibawa oleh pihak parboru.
13. PAULAK UNE
Setelah satu, tiga, lima atau tujuh hari si wanita tinggal bersama dengan suaminya, maka paranak, minimum pengantin pria bersama istrinya pergi ke rumah mertuanya untuk menyatakan terima kasih atas berjalannya acara pernikahan dengan baik, terutama keadaan baik pengantin wanita pada masa gadisnya (acara ini lebih bersifat aspek hukum berkaitan dengan kesucian si wanita sampai ia masuk di dalam pernikahan). Setelah selesai acara paulak une, paranak kembali ke kampung halamannya/rumahnya dan selanjutnya memulai hidup baru.
14. MANJAHEA
Setelah beberapa lama pengantin pria dan wanita menjalani hidup berumah tangga (kalau pria tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan dipajae, yaitu dipisah rumah (tempat tinggal) dan mata pencarian.
15. MANINGKIR TANGGA (baca : manikkir tangga)
Beberapa lama setelah pengantin pria dan wanita berumah tangga, terutama setelah berdiri sendiri (rumah dan mata pencariannya telah dipisah dari orang tua si laki-laki), maka datanglah berkunjung parboru kepada paranak dengan maksud maningkir tangga (yang dimaksud dengan tangga disini adalah rumah tangga pengantin baru). Dalam kunjungan ini parboru juga membawa makanan (nasi dan lauk pauk, dengke sitio tio dan dengke simundur-mundur)
Dikutip dari http://rapolo.wordpress.com/2007/12/19/tata-cara-dan-urutan-pernikahan-adat-na-gok/





Popular posts from this blog

Harga mulai 1.000.000 Paket Makeup Rias Pengantin 2023

HARGA PAKET MAKEUP SANGGUL RIAS PENGANTIN BATAK DI JAKARTA BOGOR

Mengatur Jadwal Tata Rias Pengantin Dari Akad ke Resepsi.